Thursday, February 13, 2014

Tujuan Pemakaian Turbocharger

alasan ataupun tujuan dari pemakaian turbocharger pada motor bakar diesel adalah
  1. memperbesar daya motor (30-80 %)
  2. mesin menjadi lebih kompak dan ringan, maksudnya dengan memakai turnocharger maka dapat mengurangi beban dari mesin itu sendiri.
  3. dengan turbocharger dapat bekerja lebih efesien, karena pemakaian bahan bakar spesifiknya lebih rendah (5-15%)
  4. dengan memakai turbocharger, maka proses pembakaran bahan bakar akan berjalan dengan sempurna, hal ini dikarenakan  udara yang telah dinaikkan tekanannya oleh turbocharge tersebut  dapat terbakar dengan sempurna, sehingga emisi gas buang juga dapat dikurangi.
pada motor bakar diesel dengan turbocharger dapat bekerja dengan efisien, pemakaian bahan bakar spesifik lebih rendah, khususnya pada unit lebih murah harganya. keuntungan lain yang diperoleh dari motor diesel dengan turbocharger adalah dapat mempersingkat priode persiapan pembakaran sehingga karakteristik pembakaran menjadi lebih baik. disamping itu terbuka kemungkinan untuk menggunakan bahan bakar dengan bilangan cetana yang lebih rendah. karena turbocharger dapat memasukkan udara yang lebih banyak, dapat diharapkan pembakaran menjadi lebih baik dan gas buangnya lebih bersih.

Pengertian Turbocharger

Turbocharger adalah suatu komponen pada mesin diesel yang berfungsi untuk menyuplai udara dengan kepadatan yang melebihi kepadatan udara atmosfer kedalam ruang silinder untuk ditekan pada langkah kompresi, sehingga daya motor meningkat.

pemakaian turbocharger sangat efisien, dimana energi yang digunakan untuk menggerakkan kompressor yang akan mengisap udara masuk kedalam ruang bakar adalah berasal dari energi gas buang yang digunakan untuk menggerakkan turbin.

tujuan penggunaan turbocharger adalah untuk meningkatkan kapasitas udara yang dimasukkan kedalam ruang silinder, dengan meningkatnya udara maka akan banyak bahan bakar yang terbakar, yang menyebabkan meningkatnya daya keluaran dari mesin yang diberikan volume langkah dari silinder. karena banyak bahan bakar untuk mencapai peningkatan daya maka efesiensi siklus mesin tidak berubah.

komponen yang sangat penting dari turbocharger adalah turbin, kompressor, poros, bantalan dan rumahnya. keuntungan dari turbocharger dibandingkan dengan mechanical supercharger adalah bahwa daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan kompressor diambil dari energi gas buang, sedangkan mechanical supercharger yaitu dengan daya yang diambil dari mesin itu sendiri, sehingga akan terjadi kerugian daya pada mesin itu sendiri.

jika energi yang cukup diambil dari gas buang, dan diubah menjadi kerja kompressor maka proses kompresi yang mengakibatkan terjadinya peningkatan temperatur dan tekanan, karena tujuannya untuk meningkatkan kapasitas udara, maka pemakaian pendingin udara yang sering digunakan untuk mendinginkan udara, sehingga tekanan dari udara akan meningkat dapat tercapai dengan meningkatnya kapasitas udara.

bertujuan untuk menaikkan daya mesin, yang perpindahan atau langkah torak dan kecepatan telah ditentukan. dalam mesin diesel daya dibangkitkan oleh pembakaran bahan bakar, dan untuk menaikkan daya mesin, bahan bakar harus dibakar lebih banyak sehingga  udara harus lebih banyak tersedia.maka dengan pengisian lanjut didapat nsuatu tekanan yang lebih tinggi pada awal langkah kompresi. untuk menaikkan tekanan udara pada mesin, proses pengisian udara kedalam ruang bakar tidak dihisap kedalam silinder atau tidak dimasukkan dengan pengisapan alamiah oleh torak yang mundur, tetapi didorong masuk dengan tekanan lebih tinggi yang dihasilkan oleh kompresor/blower.

bersamaan dengan meningkatnya tekanan efektif rata-rata, pengisian lanjut juga menaikkan tekanan penyalaan maksimum dan suhu maksimum. sebaliknya, penggunaan bahan bakar berkurang dengan pengisian lanjut, hal ini dikarenakan kenaikan turbulensi udara, pengadukan yang lebih baik antara bahan bakar dan udara pengisian , sehingga pembakaran bahan bakar lebih sempurna. dan juga karena efesiensi mekanis dari mesin meningkat karena kenyataan bahwa keluarannya lebih besar dari pada kerugian mekanisnya.

Pengertian Motor Bakar Diesel

Motor  Diesel adalah motor bakar torak yang berbeda dengan motor bakar bensin, yaitu proses penyalaan bukan dengan loncatan bunga api listrik melainkan proses penyalaan bahan bakarnya berlangsung secara spontan akibat temperatur dan tekanan ruang bakarnya yang sangat tinggi.

Pada langkah isap hanya udara segar saja yang masuk kedalam ruang silinder. pada waktu torak hampir mencapai titik mati atas (TMA) bahan bakar disemprotkan kedalam ruang bakar. karena temperatur dan tekanan telah mencapai titik nyala bahan bakar, maka bahan bakar akan terbakar dengan sendirinya.

daya yang dihasilkan oleh motor bakar diperoleh dari hasil pembakaran bahan bakar didalam ruang bakar. makin banyak bahan bakar yang dapat dibakar, maka makin banyak daya yang dihasilkan. hal ini terjadi apabila tersedia udara secukupnya, maka hal tersebut berarti bahwa daya mesin dibatasi oleh kemampuan mesin tersebut menghisap udara yang diperlukan untuk pembakaran.

sebuah motor bakar yang bekerja dengan menggunakan turbocharger maka tekanan isapnya lebih tinggi dari tekanan udara atmosfer masuk kedalam ruang selinder selama langkah isap dengan menggunakan turbocharger.

Thursday, February 6, 2014

Bleed Air Controls and Indicators B737 NG

Air Systems / Bleed Air System B737 NG


Bleed Air System Introduction
Air for the bleed air system can be supplied by the engines, APU, or an external air cart/source. The APU or external cart supplies air to the bleed air duct prior to engine start. After engine start, air for the bleed air system is normally supplied by the engines.
The following systems rely on the bleed air system for operation:
  • Air Conditioning/pressurization
  • wing and engine thermal anti-icing
  • engine starting
  • Hydroulic reservoirs pressurization
  • Water tank pressurization
[Option - Aspirated TAT]
  • Aspirated TAT Probe
Switches on the air conditioning panel operate the APU and engine bleed air supply system.

Engine Bleed System Supply
Engine bleed air is obtained from the 5th and 9th stages of the compressor section. When 5th stage low pressure bleed air is insufficient for the bleed air system requirements, the high stage valve modulates open to maintain adequate bleed air  pressure. during take off, clim, and most cruise conditions, low pressure bleed air from the 5th stage is adequate and the high stage valve remains closed.

Engine Bleed air Valves
the Engine bleed air valve acts as a pressure regulator and shutoff valve. with the engine bleed air switch ON. the valve is DC activated and pressure operated. the valve maintains proper system operating pressure and reduces bledd air outflow in response to high bleed air temperature.

Bleed Trip Sensors
Bleed trip sensors illuminate the respective BLEED TRIP OFF light when engine bleed air temperature or pressure exceeds a predetermined limit. The respective engine bleed air valve closes automatically.
Duct Pressure Transmitters
Duct pressure transmitters provide bleed air pressure indications to the respective (L and R) pointers on the bleed air duct pressure indicator. The indicator is AC operated. Differences between L and R duct pressure on the bleed air duct pressure indicator are considered normal as long as there is sufficient air for cabin pressurization.

Isolation Valve
The isolation valve isolates the left and right sides of the bleed air duct during normal operations. the isolation valve is AC operated.
With the isolation valve switch in AUTO, both engine bleed air switches ON, and both air conditioning pack switches AUTO or HIGH, the isolation valve is closed. the isolation valve open if either engine bleed air switch or air conditioning pack switch is positioned OFF, Isolation valve position is not affected by the APU bleed air switch.

External Air Connection
An external air cart/source provides an alternate air source for engine atar or air conditioning.
APU Bleed Air Valve
The APU bleed air valve permits APU bleed air to flow to the bleed air duct. the valve closes automatically when the APU is dhut down. The APU bleed air valve is DC controlled and pressure operateds.
With both the APU and engine bleed air valves open, and the engines operating at idle thrust, there is a possibility of APU bleed air backpressuring the 9th stage modulaitng and shutoff valve. this would cause the 9th stage valve to close.

DUAL BLEED Light
 The DUAL BLEED light illuminates whenever the APU bleed air valve is open and the position of the engine bleed air switches and isolation valve would permit possible backpressure of the APU. Therefore, thrust must be limited to idle with the DUAL BLEED light illuminated.
Bleed Air System Schematic
[B737 - 600/700 with Non-Aspirated TAT or with Port-Capped TAT]

[B737 - 800/900 with Aspirated TAT]

Wing-Body Overheat Duct and Lights
A wing-body overheat condition is caused by a bleed air duct leak. It is sensed by the overheat sensors located as shown.
Wing-Body Overheat Ducts and Lights
[B737 - 600/700]

[B737 - 800/900]




Wednesday, February 5, 2014

GROUND POWER UNIT (GPU)

Ground Power unit adalah Suatu peralatan Ground Support Equipment (GSE) yang mempunyai fungsi untuk menghasilkan arus listrik, yang dibutuhkan sesuai spesifikasi Pesawat Udara. semua type/model dari ground power unit dari berbagai macam merk pabrikan memiliki fungsi yang sama dan hanya dibatasi oleh kapasitas maksimum dari generatornya, yang biasa disebut dari besaran KVAnya.


Kapasitas GPU
    - 90 KVA ( 1 Out Put Cable ) for NB
    - 120 KVA ( 2 Out Put Cable ) for WB
    - 130 KVA ( 2 Out Put Cable ) for WB
    - 140 KVA ( 2 Out Put Cable ) for WB
    - 150 KVA ( 2 Out Put Cable ) for WB
    - 180 KVA ( 2 Out Put Cable ) for WB

Generator GPU


Specifikasi GPU untuk kebutuhan Pesawat Udara
    - AC Voltage 115 Vac ( Line to Neutral )
                       200 Vac ( Line to Line )
    - Dc Voltage 28 Vdc
    - Frequency 400 Hz



Protection System adalah Suatu sistim control pengaman untuk menjaga komponen electrical dan electronic pada pesawat maupun pada GPU

Sistim Protection pada GPU
    - Over Voltage ( 120 Vac )
    - Under Voltage ( 110 Vac )
    - Over Frequency ( 420 Hz )
    - Under Frequency ( 380 Hz )
    - Over Load 125% dari kapasitas generator ( Merupakan pengaman dari Generator )

Setiap peralatan harus memiliki prosedure operasi sehingga dalam pengoperasiannya memudahkan operator dan juga menjaga live time dan performance alat tersebut dimana dalam proses pengoperasian peralatan sebelum unit tersebut dihidupkan/ dioperasikan maka wajib dilakukan Pre Operation Check.

Control Panel GPU


 Operating Panel

 Operating Procedure


For finishing Power source GPU
Switch off the contactor switch #1 or #2 AC output or 28Vdc output
Select ignition key to off position and engine running in idle position until cooling down mode 3 – 5 minute
Remove cable plug from aircraft
 True and Engine Compartment


 Generator control modul

 Operating Panel GCM



 Display GCM



 Contactor dan TRU

 Common rail engine

 DEUTZ ENGINE WITH EMR






 Electric Engine Governor


Engine Display with Murphy Gauge

AC LOAD BANK 

1.Voltage Indicator
2.Load Indicator
3.Freq. Indicator
4.E-F Interlock Switch
5.Phase Selector
6.Load Selector
7.Phase Light indicator
8.Squenc Light Indicator
9.E-F Light Indicator
10.Plug Reciptacle





PETUNJUK PELAKSANAAN PEMELIHARAAN KONSTRUKSI LANDAS PACU (RUNWAY), LANDAS HUBUNG (TAXIWAY), DAN LANDAS PARKIR (APRON) SERTA FASILITAS PENUNJANG DI BANDAR UDARA

Setiap penyelenggara bandar udara dalam melakukan pemeliharaan konstruksi di bandar udara harus memenuhi persyaratan teknis dengan berpedoman pada ketentuan teknis Peraturan SKEP 78 THN 2005. Pemeliharaan ini dilakukan berdasarkan kebutuhan keamanan, keselamatan dan kebutuhan operasional penerbangan untuk memenuhi ketentuan minimum serta mendapatkan hasil pelayanan operasi penerbangan yang aman, nyaman dan ekonomis. Pemeliharaan konstruksi harus memenuhi ketentuan teknis berdasarkan pengamatan periodik dan sistematis untuk mengetahui akibat kerusakan, penyebab kerusakan dan cara memperbaiki kerusakan.

Konstruksi di bandar udara meliputi :
a. landas pacu (runway);

 
b. landas hubung (taxiway);

c. landas parkir (apron); dan

d. fasilitas penunjang.

Pemeliharaan konstruksi ini berlaku untuk pemeliharaan fasilitas penunjang seperti saluran drainasi, box culvert, gorong-gorong, jalan inspeksi, daerah resa, daerah strip, daerah clearway, daerah stopway, pagar, helipad.

Pengertian Istilah-Istilah
  1. Bandar Udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang, dan / atau bongkar muat kargo dan / atau pos, serta dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan dan sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi.
  2. Bahu landasan ( shoulder) adalah suatu bidang tertentu sepanjang tepi kiri dan kanan landasan yang berbatasan dengan perkerasan struktural yang dipergunakan sebagai penahan erosi akibat air dan semburan jet, serta melayani peralatan perawatan landasan, dan juga memperkecil resiko kerusakan pada pesawat terbang bila pesawat tersebut harus keluar landasan.
  3. Daerah RESA (Runway End Safety Area) adalah suatu bidang persegi panjang yang diratakan, bebas dari rintangan yang membentang dari ujung strip landasan dan simetris terhadap perpanjangan garis tengah landasan, dan dipersiapkan guna mengurangi bahaya kerusakan pesawat yang tergelincir keluar dari landasan serta untuk pergerakan kendaraan pemadam kebakaran.
  4. Strip Landasan Pacu (Runway Strip) adalah suatu bidang persegi panjang yang diratakan bersih tanpa benda benda yang mengganggu, diberi drainasi dan mencakup landas pacu, daerah henti dan dipergunakan untuk mendukung peralatan pemeliharaan serta dalam keadaan darurat harus mampu mendukung pesawat bila keluar dari landas pacu.
Fasilitas bandar udara berdasarkan tipe konstruksinya dibedakan atas :
a. dengan perkerasan kaku ( Rigid);
b. dengan perkerasan lentur ( Flexible).

Jenis kerusakan pada konstruksi yang dapat membahayakan pelayanan operasi penerbangan meliputi:
a. Keretakan ( Cracking);
b. Kerontokan ( Disintegration);
c. Perubahan permukaan konstruksi (Distortion);
d. Kekesatan ( Skid Resistance).


Jenis kerusakan fasilitas bandar udara dengan tipe konstruksi perkerasan kaku (Rigid) terdiri dari :
a. Keretakan (cracking) yang disebabkan oleh beban, penyusutan dan kehilangan daya dukung dari   tanah dasar, dengan bentuk meliputi :
1. retak memanjang (longitudinal crack);
2. retak melintang (transverse crack);
3. retak diagonal (diagonal crack);
4. retak pada sudut (corner crack);
5. kerusakan pada joint sealant (joint seal damage).
b. Kerontokan (Disintegration) yang disebabkan kurang baiknya perawatan beton, campuran beton    yang kurang baik, atau adukan dari campuran beton yang kurang baik, dengan bentuk meliputi :
1. retak rambut (scaling);
2. retak dan lepas pada sambungan (joint spalling);
3. retak dan lepas pada bagian sudut (corner Spalling);
4. retak kehancuran ( blowups);
5. kehancuran perkerasan kaku (shattered slab).
c. Perubahan permukaan konstruksi (Distortion) pada perkerasan kaku adalah perubahan akibat terjadi penurunan konstruksi, atau tanah dasar yang mengembang, atau sistim drainasi yang kurang baik, dengan bentuk meliputi :
1. merembesnya air melalui joint (pumping);
2. penurunan (settlement).

d. Kekesatan ( Skid Resistance) pada perkerasan kaku adalah kemampuan dari permukaan perkerasan untuk memberikan kekesatan yang baik (good friction) pada semua kondisi cuaca terutama saat cuaca hujan ( basah), dengan bentuk meliputi :
1. permukaan yang licin karena material tergerus oleh lalu lintas pesawat (polished aggregate);
2. permukaan yang licin karena karet ban pesawat (contaminants).


Kerusakan pada perkerasan lentur (Flexible) terdiri dari :
a. Keretakan (cracking) pada perkerasan lentur disebabkan oleh penurunan pondasi, beban yang melebihi, penyusutan permukaan, konstruksi sambungan yang kurang baik, dengan bentuk meliputi :
1. retak memanjang (longitudinal crack);
2. retak melintang (transverse crack);
3. retak seperti kulit buaya (aligator/fatigue crack);
4. retak setempat ( block cracking);
5. retak melengkung (slippage crack);
6. retak cermin dari keretakan lapisan dibawahnya (reflection crack).
b. Kerontokan (Disintegration) pada perkerasan lentur disebabkan pemadatan aspal permukaan yang kurang baik,campuran material aspal yang kurang baik, temperatur campuran aspal yang melebihi persyaratan, dengan bentuk material yang lepas tidak melekat dengan aspal (ravelling).
c. Perubahan permukaan konstruksi (Distortion) pada perkerasan lentur adalah perubahan akibat terjadi penurunan konstruksi, pemadatan lapisan batu pecah yang kurang baik, perekat aspal (tack coat) yang kurang baik, tanah dasar yang mengembang, stabilitas aspal yang kurang baik, dengan bentuk meliputi :
1. penurunan permukaan pada jalur roda (rutting);
2. permukaan yang menggulung karena stabilitas aspal yang kurang baik (corrugation and shoving);
3. penurunan setempat (depression);
4. permukaan bergelombang dan retak akibat tanah dasar yang kurang baik(swlling).
d. Kekesatan ( Skid Resistance) pada perkerasan lentur adalah penurunan kemampuan dari permukaan perkerasan untuk memberikan kekesatan yang baik (good friction) pada semua kondisi cuaca terutama saat cuaca hujan (basah) , dengan bentuk meliputi :
1. permukaan yang licin karena material tergerus oleh lalu lintas pesawat (polished aggregate);
2. permukaan yang licin karena karet ban pesawat (contaminants);
3. permukaan licin karena kebanyakan penggunaan aspal (bleeding);
4. permukaan aspal yang melunak akibat tumpahan minyak (fuel spillage).

Pemeliharaan daerah Shoulder, Strip, Resa, Clearway adalah membentuk permukaan tanah tersebut dengan kemiringan melintang maupun memanjang sesuai dengan persyaratan, memotong rumput secara periodik, sehingga air dapat mengalir ke saluran drainasi dengan baik dan menjamin keselamatan penerbangan.

Pemeliharaan Saluran Drainasi terbuka / tertutup, Box Culvert, Gorong-gorong adalah pembersihan secara periodik dengan membuang lumpur yang mengendap serta tanaman liar yang tumbuh sepanjang saluran tersebut, dan perbaikan konstruksi saluran yang rusak tersebut, sehingga air dapat mengalir dengan baik dan tidak menggenangi atau mengakibatkan banjir di sekitarnya.

Pemeliharaan Pagar pembatas / pengaman tanah bandar udara adalah perbaikan bagian pagar yang rusak dan pengecatan pagar secara periodik, sehingga pagar tetap berfungsi dengan baik sebagai pembatas dan pengaman tanah bandar udara.